Senin, 28 Januari 2008

suhu part 1

Ketika secara tidak sengaja tangan kita tersentuh kopi terasa hangat. Dari manakah rasa hangat itu?. Dilain waktu mungkin kita menyentuh balok-balok es. Apa yang kita rasakan ?. Tangan kita terasa dingin sampai membeku. Samakah sensasi rasa yang kita rasakan ketika tersentuh es dengan kopi ? Mengapa sensasinya tidak sama? Apakah sebenarnya panas dan dingin yang kita rasakan tersebut ?


Panas atau dingin merupakan perumpamaan sederhana yang bersangkutan dengan suhu. Suhu merupakan derajat panas suatu benda. Suhu dapat diartikan sebagai energi panas yang dimiliki benda. Secara mikroskopis, suhu dapat dilihat dari aktifitas atom yang bergerak dalam suatu materi benda. Atom-atom dalam suatu benda bergerak secara acak(brown). Pergerakan atom dapat dibagi menjadi 2 macam. pertama pergerakan atom dengan diam ditempat (rotasi, getaran) dan kedua bergerak pindah tempat (translasi). Semakin cepat pergerakan atom semakin banyak energi yang dikandung secara otomatis semakin panas benda tersebut.

Nilai kuantitatif panas benda yang biasa disebut suhu atau temperatur dapat diukur dengan menggunakan termometer. Termometer dipasaran biasanya berisi air raksa atau alkohol. Satuan suhu secara internasional adalah Kelvin (K). Pada satuan Kelvin nilai titik beku air adalah 273 K dan nilai didih air adalah 372 K.


Ketika kopi hangat tersentuh oleh tangan kita energi panas dari kopi mengalir menuju tangan kita. Partikel-partikel gelas bergerak dengan kecepatan gerak tertentu. Begitu tangan kita menyentuh gelas, partikel atom di tangan kita ikut bergerak mengikuti gerakan atom gelas sampai suatu saat kecepatan partikel atom di gelas dan di tangan kita menjadi serba sama. ketika pergerakan atom yang serba sama itulah kita merasakan sensasi panas seperti yang ada dalam kopi.


Hal serupa ketika tangan kita menyentuh balok es. akan tetapi pergerakan energi panas berbeda dari kasus awal. Ketika tangan kita menyentuh es energi panas dari tangan kita mengalir menuju es. sampai keadaan tangan kita serba sama dengan suhu es.




Jumat, 25 Januari 2008

Rumah Kaca

Pemanasan bumi pada akhir ini terlebih disebabkan karena polusi dan tindakan manusia yang kurang arif terhadap alam. Padahal kalu ditinjau lebih dalam pemanasan bumi akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim dan ganas, serta perubahan intensitas dan pola hujan. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya lapisan gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.

Dari manakah panas bumi yang berlebihan tersebut berasal?

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik, salah satunya adalah cahaya. Ketika radiasi gelombang elektromagnetik dari matahari mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari radiasi gelombang elektromagnetik memantul menuju luar angkasa. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca (uap air, karbon dioksida dan metana) bereaksi dengan gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan di bumi terus naik.

Gas-gas tersebut (uap air, karbon dioksida dan metana) berfungsi sebagaimana kaca dalam sebuah rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Seberapa Pentingkah Gas (uap air, karbon dioksida dan metana) Tersebut?
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca, (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi),. Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya